Sabtu, 14 Maret 2015

Mitos CUDA Core Pada Kartu Grafis NVIDIA

CUDA Core disebut-sebut sebagai faktor penentu saat seseorang ingin membeli kartu grafi NVIDIA. Makin banyak jumlah CUDA Core, makin kencang graphics card tersebut, benarkah demikian? Compute Unit Device Architecture atau yang biasa disingkat dengan CUDA, adalah sebuah platform komputasi paralel dan model pemrograman yang diciptakan oleh NVIDIA. Dengan menggunakan CUDA, sebuh graphics card dapat sebagaimana layaknya sebuah prosesor yang dapat memproses data yang berupa hitungan. Karena merupakan model pemrograman, CUDA berisi perintah-perintah berbahasa C, C++, dan Fortran untuk rendering serta mengkalkulasi efek fisika yang terjadi dalam video game. Contohnya seperti puing-puing, debu, api, cairan, hingga letak benda jatuh. Itu semua merupakan efek fisika. Dengan hadirnya efek fisika pada video game, bermain game akan lebih seru dan terasa lebih realistis.

Lalu, apa hubungannya dengan CUDA Core. CUDA Core merupakan tempat untuk mengeksekusi perintah-perintah yang mengalkulasi efek fisika tersebut. Di dalam sebuah GPU, tertanam puluhan hingga ribuan CUDA Core yang siap mengeksekusi perintah-perintah tersebut secara bersamaan, sesuai dengan konsep komputasi paralel yang diusungnya. Karena diciptakan oleh NVIDIA, maka CUDA Core ini merupakan fitur ekslusif yang hanya ada pada kartu grafis NVIDIA. Semakin banyak jumlah CUDA Core, semakin cepat pula pekerjaan yang diselesaikan oleh sebuah graphics card karena pekerjaan tersebut tidak hanya diselesaikan oleh satu CUDA Core saja, melainkan puluhan hingga ribuan CUDA Core. Sedangkan pada kelas mid-end, CUDA Core hadir dalam jumlah ratusan. Jumlah CUDA Core terus bertambah hingga ribuan pada kartu grafis kelas high-end seperti GeForce GTX 690. 

Jika anda seorang programer, NVIDIA menyediakan CUDA Toolkit yang dapat digunakan secara gratis untuk mengembangkan program dengan memanfaatkan CUDA Core pada kartu grafis NVIDIA. CUDA Toolkit tersedia untuk platform Windows, Linux (Fedora, Red Hat Enterprise, Ubuntu, OpenSUSE), dan Mac OS. 

Namun, benarkah jumlah CUDA Core merupakan faktor utama dalam menentukan seberapa kencang performa dari kartu grafis NVIDIA? Untuk membuktikannya, kami menguji 2 buah graphics card NVIDIA yang memiliki jumlah CUDA Core yang sama, yakni graphics card MSI GTX 560 Ti Hawk dan MSI GTX 650 Hawk OC Edition. Keduanya sama-sama memiliki jumlah CUDA Core sebanayk 384 unit.
Alur pemrosesan CUDa Core pada VGA NVIDIA

Meski memiliki jumlah CUDA Core serta jenis memori yang sama (GDDR5), namun kedua kartu grafis tersebut mempunyai perbedaan yang mendasar, yaitu pada memori interface yang digunakan. Jika MSI GTX 560 Ti Hawk menggunakan memori interface 256 bit, MSI GTX 650 Hawk OC Edition hanya menggunakan 128 bit. Selain memori interface, core clock serta memori clock yang dimiliki MSI GTX 650 Hawk OC Edition juga lebih tinggi.

Hasil Benchmark
Inilah hasil pengujian kami yang dilakukan dengan menggunakan graphics card MSI GTX 560 Ti Hawk dan MSI GTX 650 Hawk OC Edition secara bergantian. Platform yang digunakan yaitu prosesor Intel Core-i7 2600K, mainboard MSI Z68A-GD80 (G3), memori Corsair Vengeance 16 GB, Hard disk Western Digital 1 TB, dan monitor LG Cinema3D D2342. Untuk menguji performa graphics card, kami menggunakan software 3DMark 11 pada resolusi 1280 x 720 dan 1920 x 1080. 
Selain 3DMark 11, kami juga menguji dengan game DiRT 3 yang berjalan pada DirectX 11 dengan konfigurasi default, preset medium dan Anti-aliasing 4x, pada track Aspen. Game Crysis 2 pun turut diuji coba dengan konfigurasi Extreem, Anti-aliasing 4x, dan Edge AA Off. Crysis 2 di-benchmark dengan mode DirectX 9 dengan menggunakan software Adrenaline Benchmark Tool. Sementara, Lost Planet 2 diuji dengan konfigurasi Test B, settingan grafik Middle, Anti Aliasing 4x, dan Blur On. Test B dipilih karena menampilkan efek tesselation cukup banyak. Sedangkan game terakhir, Just Cause 2, diuji pada map Concrete Jungle dengan konfigurasi default namun opsi V-sync dinonaktifkan.

Sebarapa Penting Interface Memori Pada Graphics Card?
Anda pernah melewati jalan tol? Jika 500 mobil melewati jalan tol dengan 8 lajur dibanding jalan tol yang hanya memiliki 4 lajur, mana yang lebih cepat? Tentu saja jawabannya adalah jalan tol 8 lajur. Konsep "bus" itulah yang digunakan pada interface memori. Delapan lajur jalan tol mewakili memory interface 256 bit, sedangkan jalan tol 4 lajur mewakili 128 bit. Bus sendiri adalah sub-sistem yang bertugas untuk mentransfer data antar-komponen di dalam maupun antar-komputer.
Dengan begitu, meskipun Core Clock dan memory clock yang dimiliki sebuah graphics card lebih besar, namun besarnya memory interface patut diperhatikan saat anda hendak membeli sebuah graphics card.

Kesimpulan
MEski memiliki jumlah CUDA Core yang sama, namun terdapat faktor lain yang membuat kartu grafis MSI GTX 560 Ti Hawk lebih unggul saat dibandingkan dengan MSI GTX 650 Hawk OC Edition. Dalam keadaan default, performa MSI GTX 650 Hawk OC Edition tidak mampu menyaingi MSI GTX 560 Ti Hawk, meski memiliki core clock serta memory clock yang lebih tinggi. 

Selain CUDA Core faktor lain juga cukup besar pengaruhnya dalammenentukan sebuah performa graphics card. Jika menilik hasil benchmark di atas, arsitektur Kepler dengan fabrikasi 28 nm yang digunakan pada kartu grafis MSI GTX 650 Hawk OC Edition tidak cukup membantu untuk mengalahkan performa dari MSI GTX 560 Ti Hawk yang masih menggunakan arsitektur Fermi.

2 komentar :

Mantap...makasih infonya..skarang jadi lebih tau...cuda core berarti ngefek bgt yaa?performa 1060 sama 1070 aja jauh banget mas

Sebenernya sih tergantung teknologi dan arsitekturnya juga. Daripada beli GTX 1070 mending nunggu GPU Nvidia Volta deh gan. Paling rilis awal tahun 2018.

Posting Komentar