Minggu, 24 Desember 2017

Sistem Operasi yang Jarang Diketahui Orang


Berbicara tentang sistem operasi, sebagian pengguna komputer sekarang, khususnya generasi millennial yang lahir setelah tahun 2000, bisa dibilang hanya mengenal Windows, MacOS, dan Linux untuk platform komputer desktop dan notebook, ditambah Android dan iOS untuk platform smartphone. Ini wajar mengingat praktis hanya sistem operasi yang telah disebutkan tadi yang ada di pasaran saat ini. Namun sebenarnya, di masa lalu ada cukup banyak sistem operasi yang beredar dan memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap perkembangan sistem operasi yang ada saat ini. Beberapa di antaranya bahkan masih beredar sampai kini, namun tidak populer atau memang hanya digunakan di kalangan tertentu. Di sisi lain, terkadang lahir pula sistem operasi baru namun rupanya belum berhasil mendobrak eksistensi sistem operasi yang telah mapan.

Nah, kami akan memaparkan beberapa sistem operasi non-mainstream untuk ukuran saat ini, sistem operasi yang pernah jaya di masanya sampai sistem operasi yang mungkin tak Anda ketahui pernah ada.

1. DOS
Pengguna sistem operasi Windows kemungkinan besar pernah memanfaatkan DOS. Namun sebagian lagi bisa jadi tidak menyadarinya. Bila Anda pernah menggunakan Command Prompt di Windows, berarti sebenarnya Anda telah “mencicipi” DOS. Ya, pada tahun 1980-an, DOS merupakan sistem operasi yang digunakan sebagian besar PC desktop. Di Indonesia bahkan aman untuk dikatakan bahwa DOS adalah satu-satunya sistem operasi yang tersedia pada saat itu karena persentase pengguna Mac relatif kecil. DOS merupakan singkatan dari Disk Operating System yang lahir pada tahun 1981. DOS tidak memiliki tampilan grafi s melainkan hanya berbasis teks dan menampilkan huruf tertentu (umumnya A atau C) yang disebut dengan prompt. Di belakang prompt tersebut Anda bisa mengetikkan perintah-perintah yang digunakan untuk mengoperasikan komputer.
Meski hanya menampilkan teks, aplikasi yang berjalan di atas DOS bisa saja memiliki tampilan grafis. Bahkan Windows tadinya hanyalah merupakan “aplikasi” yang berjalan di atas DOS, mulai dari Windows 3.1 sampai Windows ME. DOS kemudian berganti nama menjadi IBM PC DOS sampai tahun 1993 sebelum kemudian dibeli oleh Microsoft dan berganti nama lagi menjadi MS-DOS.

2. BeOS
BeOS adalah sistem operasi yang dirancang dengan keunggulan multimedia, diciptakan pada tahun 1991 oleh Be Inc. Awalnya, sistem operasi BeOS ini dikembangkan hanya untuk komputer BeBox, namun pada akhirnya tersedia juga untuk IBM PC dan kompatibelnya. Komputer BeBox sendiri tidak berhasil diterima pasar dan pada tahun 1997 diambil alih oleh Apple untuk “dilebur” ke Macintosh. Sejak saat itu, Be Inc memutuskan untuk berkonsentrasi di peranti lunak saja, khususnya sistem operasi BeOS.
BeOS dikembangkan untuk bisa memanfaatkan media digital dengan optimal dan mampu memanfaatkan kelebihan peranti keras modern seperti symmetric multiprocessing dengan memanfaatkan modular I/O bandwidth, pervasive multithreading, dan preemptive multitasking. Saat itu BeOS bahkan telah menggunakan file system 64 bit dengan fitur journaling bernama BFS. Antarmuka BeOS dikembangkan dengan konsep “bersih, jelas, dan rapi”. Tampilan visualnya relatif mirip dengan sistem lingkungan desktop berbasis Unix. Salah satu yang unik dari antarmuka BeOS adalah, setiap jendela aplikasi dirancang untuk memiliki tab, bukan title bar. Desain seperti ini lebih hemat tempat dan memberikan pandangan lebih luas ke desktop.

Sayang sekali, BeOS tidak dapat bersaing dengan Windows yang saat itu memang begitu dominan. Pada tahun 2001, Be Inc mengalihkan fokus mereka ke peranti internet dan kemudian diakuisisi oleh Palm Inc. Palm Inc sendiri pada tahun 2011 diakuisisi oleh HP (Hewlett Packard). Meski begitu, tidak berarti BeOS benar-benar mati. Sekelompok orang yang antusias terhadap sistem operasi masih sering mengutak-atik dan mengembangkannya. Bahkan, akhirnya muncul proyek open source bernama Haiku yang mengimplementasikan kembali sistem operasi BeOS.

3. Lindows
Hadirnya Linux yang bersifat free open source ternyata tidak mampu membendung, baik popularitas maupun pembajakan, Windows. Salah satu penyebabnya barangkali adalah sifat user friendly Windows yang tidak mampu diadaptasi oleh Linux. Berangkat dari masalah tersebut, Michael Robertson pada tahun 2001 mendirikan Lindows Inc. Tujuannya adalah menciptakan sistem operasi berbasis Linux, namun mampu menjalankan berbagai aplikasi mayor yang ada di Windows. Akhirnya terciptalah LindowsOS atau sering disebut Lindows saja. Lindows dikembangkan berbasis Debian.

Lindows sempat menimbulkan polemik bahkan Microsoft sebagai pemilik Windows ikut-ikutan merasa gerah. Akhirnya supaya tidak menimbulkan masalah, nama Lindows diganti menjadi Linspire. Basis pengembangannya pun diubah ke Ubuntu. Pada tanggal 1 Juli 2008, pemegang saham Linspire bersepakat mengubah nama perusahaan menjadi Digital Cornerstone. Seluruh aset Linspire akan diakuisisi oleh Xandros. Pada tanggal 9 Agustus 2008, Andreas Typaldos (CEO of Xandros), mengumumkan bahwa pengembangan Linspire akan dihentikan. Komunitas open source kemudian melakukan fork terhadap Linspire dan mengubah namanya menjadi Freespire. Mereka juga mengembalikan basis pengembangannya ke Debian.

4. OS/2
Microsoft dan IBM, dua raksasa teknologi yang begitu menguasai jagat teknologi informasi pada tahun 1980-an, pernah bekerja sama dalam mengembangkan sebuah sistem operasi, yaitu OS/2. Mudah ditebak, OS merupakan singkatan dari Operating System. Dinamai demikian karena OS/2 merupakan pengembangkan dari PS/2 yang tadinya telah dikembangkan oleh IBM. PS merupakan singkatan dari Personal System. Pada akhirnya Microsoft keluar dari kerja sama ini dan IBM mengembangkan OS/2 sendirian.

Meskipun merupakan turunan dari PC DOS dengan tambahan fitur protected mode, OS/2 tidak tampil dalam bentuk perintah baris melainkan memiliki tampilan grafis. IBM menghentikan dukungan terhadap OS/2 pada tanggal 31 Desember 2006. Sejak itu, OS/2 dikembangkan dan dipasarkan di bawah nama eComStation.

Beberapa Nama Lain
Masih ada lagi beberapa sistem operasi lainnya yang sebenarnya sempat muncul ke permukaan dan masih menunggu waktu untuk bisa menjadi populer, atau bisa jadi berstatus hidup segan mati tak mau. Sebut saja Google Chromium OS yang didesain untuk menjadi sistem operasi yang berfokus pada aktivitas berinternet, atau TrueOS yang fokus pada keamanan.

Yang terkini, ada sebuah sistem operasi yang relatif baru, yaitu Endless OS. Endless OS dirancang untuk mudah digunakan sehingga seluruh anggota keluarga dapat memanfaatkannya. Di samping itu, Endless OS juga relatif tetap bisa dimanfaatkan saat tidak terkoneksi ke internet berkat kayanya konten offline yang tersedia pada sistem operasi tersebut.

0 komentar :

Posting Komentar