Minggu, 24 Desember 2017

Cara Efektif Hadapi Pembajak Konten Online

Online Piracy, Pembajakan di Internet
Inilah masa-masa kejayaan acara hiburan di televisi. Menurut hampir sebagian besar prediksi, konten televisi yang akan booming adalah konten dari Hollywood dan Bollywood. namun, kendati industri media dan hiburan telah mendulang sukses, mereka sesungguhnya harus menghadapi masalah pembajak konten yang mengakses konten dan mendistribusikannya secara ilegal melalui download langsung di situs web, situs torrent, dan layanan streaming. Pembajakan konten IPTV sebenarnya bukan fenomena baru. Tetapi dengan produksi massal konten premium, seperti konten beresolusi 4K, berkualitas HD dengan HDR, dan dengan model-model bisnis baru untuk distribusi secara online (over-the-top streaming, early window release), “pangsa pasar” film bajakan ini makin mengancam pendapatan para operator televisi berbayar. Sebuah data dari SimilarWeb mengungkapkan bahwa seratus situs web IPTV ilegal teratas dapat meraih 16 juta kunjungan per bulan.

Nah mengapa pembajakan konten jenis baru ini menjadi sebuah ancaman? Karena pembajakan konten IPTV ini mudah dilakukan dan hasil bajakannya pun mudah diakses. Para pembajak ini berhasil membangun bisnis model yang berani dan cerdas. Mereka secara langsung dan terbuka berkompetisi dengan penyedia konten resmi. Mereka mengemas rapi streaming tidak resmi tersebut, dan melalui platform ilegal, mereka menyajikannya kepada konsumen melalui lebih dari seratus kanal. Bahkan ada pula yang memiliki lebih dari seribu kanal. Mereka juga mengklaim bisa memberikan customer support dan menawarkan konten berkualitas, misalnya kanal HD, dengan harga yang jauh lebih murah daripada konten resmi. Hebatnya, mereka juga melengkapinya dengan upaya-upaya pemasaran yang gencar via iklan di media sosial, situs profesional, dan menyertakan perangkat set-top box bersistem operasi Android, Linux, dan Roku. Dengan cara ini, konsumen yang tidak paham akan mengira layanan yang ditawarkan adalah resmi.

Selain itu, ada faktor-faktor teknologi yang membantu mengakselerasi pertumbuhan pembajakan IPTV. Ketersediaan high-bandwidth digital content protection (HDCP) stripper adalah cara mudah yang digunakan para pembajak. Cara ini dipakai untuk mengambil video streaming langsung dari HDMI link. Bagi konsumen, bandwidth yang sekarang makin baik menjadi alasan kian populernya content streaming haram. Dalam setiap diskusi tentang peran konsumen dalam online piracy, akses sepertinya menjadi tema utama. Ada baiknya pelaku industri konten memperhatikan bahwa di banyak pasar, piracy terjadi akibat kurangnya penawaran layanan resmi. Banyak contoh pasar dengan tingkat pembajakan konten yang tinggi di mana kehadiran layanan streaming resmi dapat membatasi volume konten bajakan yang beredar. Yang seringkali diabaikan penyedia konten adalah fakta bahwa konsumen yang mampu membeli layanan yang resmi memprioritaskan user experience dan kualitas konten yang konsisten.

Saat para pembajak mengeksploitasi kebutuhan akses pemirsa, industri media dan hiburan menggunakan teknologi canggih untuk membatasi gerakan mereka di sepanjang rantai pasokan. Misalnya, kebanyakan perangkat yang digunakan konsumen untuk mengonsumsi konten HD atau Ultra-HD sudah dibekali dengan teknologi Digital Rights Management (DRM), melalui mekanisme proteksi hardware di chipset. Perlindungan seperti ini menjamin bahwa meskipun berada dalam perangkat yang sudah di-root, konten akan tetap aman. Belakangan ini, studio dan kanal sport di Hollywood menggalakkan penggunaan forensic watermarking sebagai salah satu syarat mendistribusikan konten. Dalam teknik forensic watermarking, sebuah ID yang tak terlihat akan dilekatkan pada konten sehingga konten tersebut dapat dilacak. ID tersebut juga dapat mengindentifikasi letak kebocoran konten yang terjadi. Berbekal informasi tersebut, penyedia konten dapat menghentikan pendistribusian ke perangkat yang sudah digunakan untuk membajak atau ke pengguna yang sudah melanggar aturan, dan jika diperlukan melakukan langkah hukum.

Industri konten akan melakukan berbagai upaya untuk memberikanp perlindungan end-to-end terhadap premium content. Munculnya MovieLabs Specification for Enhanced Content Protection menjadi standar baru keamanan konten dan direfleksikan dalam bentuk kesepakatan distribusi konten di seluruh dunia. Produsen perangkat pemutar DVD, laptop, dan TV akan memperkuat implementasinya dengan meningkatkan kapabilitas perangkat. Hal ini dipandang sebagai keunggulan kompetitif karena kepatuhan (compliance) terhadap standar-standar tersebut akan membuat perangkat dapat menerima, dan digunakan untuk, mengonsumsi premium content, seperti HD, HD dengan HDR (High Dynamic Range), dan 4K. Namun teknologi canggih saja tidak cukup. Pemilik dan distributor konten harus memperkuat pengamanan terhadap konten melalui tindakan hukum terhadap pembajak IPTV. Dalam beberapa tahun belakangan ini, industri konten sudah melihat efektivitas dari pendekatan kolaboratif berupa tindakan hukum.

Pada bulan Maret lalu, British High Court menyetujui upaya Premier League untuk menutup / memblokir layanan online streaming yang secara ilegal menyiarkan pertandingan sepak bola kelas papan atas yang hak siarnya dimiliki oleh Premier League. Tindakan Premier League ini didukung oleh mitranya, Sky dan BT, dan kini Premier League sudah mengantongi mandat legal untuk memutuskan koneksi server yang menaungi atau menjadi host bagi layanan online streaming ilegal tersebut. Dengan cara ini, Premier League dapat “menyelamatkan” investasi berupa hak siaran senilai £5,1 miliar. Tanpa langkah hukum, para pembajak tidak akan jera melakukan bisnis haram semacam ini.

Di sisi konsumen, cara terbaik untuk menghentikan atau mengurangi penyebaran video streaming haram secara nyata adalah dengan meningkatkan kesadaran (awareness) dan mengedukasi pelanggan dan konsumen secara umum. Sebuah survei yang dilakukan Irdeto menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen responden dari seluruh dunia mengakses konten video bajakan. Bahkan di Asia Pasifik, presentasenya mencapai 61 persen. Namun hampir separuh dari seluruh responden tersebut mengatakan mereka akan berhenti atau mengurangi konsumsi konten bajakan jika mereka lebih memahami dampaknya terhadap industri media. Telah terbukti saat ini bahwa ukuran, skala, dan aktivitas pembajakan online sudah terlampau besar untuk dibiarkan. Strategi yang mencakupkan teknologi canggih, langkah hukum yang kuat, dan edukasi pelanggan yang lebih baik dapat menjadi solusi paling efektif untuk melawan aksi pembajakan konten yang juga terus berkembang.

0 komentar :

Posting Komentar