Minggu, 03 Desember 2017

Berhijab, Fashion Ataukah Budaya Arab?

Tren hijan Indonesia, Wanita mengenakan jilbab“Berkibar jilbabmu di setiap waktu
Di sepanjang jalan kulihat kamu
Gebyar jilbabmu meredam nafsu,
Busanamu menyejukkan kalbu…"
(Jilbab Putih).

Kutipan lagu qasidah tersebut pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Lantas, apa definisi dari kata 'hijab' dan bagaimana pula perkembangannya di Indonesia? Jilbab sebenarnya merupakan kata populer dari khimar. Khimar adalah bahasa Arab yang berarti kain penutup kepala. Mengacu pada kata khimar dan lirik “berkibar jilbabmu”, yang dapat dikategorikan sebagai jilbab adalah kain penutup kepala yang cukup longgar dan menutup dada. Adapun kain penutup kepala yang sekadar menutup rambut ataupun menutup seluruh kepala dan leher namun melekat dan ketat, belum bisa dikategorikan sebagai jilbab. Mengapa demikian? Karena “jilbab” yang ketat dan melekat tidak mungkin dapat berkibar.

Mengenai fungsi jilbab itu sendiri, dari lirik “Gebyar jilbabmu meredam nafsu, busanamu menyejukkan kalbu”, kita bisa mengetahui fungsi utama jilbab adalah sebagai hijab (penutup aurat). Selain itu ada beberapa fungsi lain seperti menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala. Namun, apakah parajilbabers (baca: pemakai jilbab) saat ini mengutamakan fungsi jilbab sebagai hijab?

Perkembangan Hijab di Indonesia
Sekitar tahun 70'-80'an, jilbab masih merupakan benda yang masih asing di Indonesia. Baru segelintir perempuan yang memakainya, itu pun sempat menimbulkan perdebatan. Contohnya saja saat beberapa siswi sekolah negeri mulai mengenakan jilbab. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu sampai-sampai berdebat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena penggunaan jilbab di sekolah negeri dianggap menyalahi peraturan seragam sekolah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh paradigma yang keliru. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa jilbab hanya diwajibkan bagi perempuan Arab karena perintah berjilbab turun di tanah Arab. Oleh karena itu, sejak abad ke-7 hingga sekarang, tidak sedikit masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia yang menganggap jilbab adalah sebuah budaya Arab semata. Namun, benarkah jilbab hanya budaya Arab semata? Sangat sulit untuk menjawabnya.

0 komentar :

Posting Komentar