Persepsi publik terhadap penderita epilepsi atau ayan masih belum jauh dari stigma negatif. Banyak orang yang menyangka epilepsi adalah penyakit kejiwaan bahkan penyakit menular, padahal epilepsi adalah penyakit yang disebabkan gangguan saraf pusat di otak. Epilepsi ialah suatu penyakit neurologi menahun yang dapat diderita oleh siapa saja, tanpa mengenal usia, gender, ras, sosial, dan ekonomi. Serangan epilepsi tidak hanya berupa kejang-kejang, namun dapat pula berupa kelemahan saraf dan kekakuan, yang terkadang terlihat seperti gejala gangguan kejiwaan. Gejala epilepsi berupa kejang yang terjadi berulang sampai dua kali atau lebih dengan interval lebih dari 24 jam. Tetapi kejang ini bukan karena demam, trauma kepala, infeksi otak, ataupun gangguan metabolisme. Kebanyakan orang akan panik jika melihat orang lain kejang, padahal itu bisa ditangani. Lantas, tindakan apa yang harus dilakukan ketika menghadapi orang kejang karena epilepsi?
Neurolog anak RSCM, Dr.dr.R.A Setyo Handryastuti, Sp.A(K) mengatakan bahwa bila melihat orang yang sedang kejang karena epilepsi, janganlah langsung panik. Ada beberapa tindakan awal yang bisa dilakukan untuk menangani orang yang kejang karena epilepsi.
- Baringkan penderita epilepsi (orang yang kejang-kejang) ke tempat yang aman. Kemudian, jauhkan dari benda-benda yang berbahaya, semisal benda tajam atau tumpul.
- Selanjutnya, setelah dibaringkan dan aman, orang yang kejang karena epilepsy, harus dimiringkan, baik ke kiri ataupun ke kanan. Hal ini bertujuan ketika busa keluar dari mulut mereka tidak tersendak yang bisa membahayakan.
- Jangan memasukkan benda apa pun dalam mulut mereka karena itu hanya akan membuatnya tersendak.
- Selain itu, orang yang kejang karena epilepsi juga harus ditemani sampai kejang berhenti. Hal ini karena orang yang kejang akan bingung ketika sadar kembali, sehingga harus ditemani ketika.
"Oleh karena itu, kita selalu berupaya mengedukasi kepada orangtua agar bisa menangani kejang di rumah, sehingga tidak langsung panik dan membawanya ke rumah sakit," imbuhnya.
Dari sejumlah studi medis, empat besar penyebab epilepsi antara lain, trauma, infeksi, trauma parinatal, dan penyakit cerebro-vaskular, yaitu gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan gangguan saraf. Sementara kasus epilepsi karena faktor genetik hanya sedikit, jadi kesimpulannya adalah epilepsi bukan penyakit menular. Otak ODE yang diperiksa dengan scan MRI, akan terlihat gangguan struktural berbentuk lesi karena ada bagian otaknya yang mengering. Operasi bisa dilakukan, namun tidak akan benar-benar menghilangkan gejalanya.Yang penting dari pengobatan adalah untuk bisa mengontrol kekambuhan gejalanya. Oleh karena itu, ODE harus terus diberi motivasi agar rutin minum obat bila ingin hidup normal dan tidak dijauhi teman-temannya.
0 komentar :
Posting Komentar