Eksekusi para terpidana mati pada minggu dinihari (18 janurai 2015) di Nusakambangan menyisakan tangis pilu di hati kita semua. 4 dari 5 jenazah yang dieksekusi tersebut dikremasi atau dipulangkan ke negara asalnya, namun ada 1 jenazah yang tidak diambil pihak kedutaan ataupun keluarganya. Ia adalah Namaona Denis (48 tahun), terpidana asal Malawi (atau Nigeria) yang tersangkut kasus narkotika. Namun, ada kejadian yang sangat janggal pasca dilakukannya eksekusi mati. Khususnya, bagi sejumlah petugas yang bertanggung jawab di kawasan lapangan Tembak Limus Buntu, tak jauh dari Lapas Batu yang menjadi lokasi eksekusi. Satu diantara kisah misteri itu terjadi pada sebuah mobil ambulans yang mengangkut jasad terpidana mati asal Namaona Denis sesaat dieksekusi mati. Keganjilan itu diceritakan oleh Abdul Hamid (37), salah satu anggota Satgas Kamtib Wijayapura, Nusakambangan yang bertugas usai eksekusi mati lima terpidana oleh puluhan regu tembak polisi.
Dikatakan Hamid, eksekusi mati terhadap lima terpidana narkotika itu berlangsung sekitar pukul 00.32 WIB. Berdasarkan keterangan medis dari Dokter khusus dari Lapas Nusakambangan dan Polri, kelima terpidana menghembuskan nafas terakhir pada pukul 00.45 WIB.
"Usai kelimanya dinyatakan meninggal. Kemudian jasadnya diangkut ke mobil untuk diserahkan kepada pihak keluarga. Empat terpidana dibawa keluar, satu terpidana bernama Denis akan dimakamkan di Nusakambangan."
Awalnya, tak ada keganjilan muncul dari mobil ambulans bernopol R 8605 TB yang membawa jasad Denis ke lokasi pemulasaran jenazah. Jasad Denis kemudian dimandikan di lokasi bekas bangunan SD wilayah Lapas Batu. Jarak dari lokasi eksekusi ke pemulasaran antara 4-5 kilometer.
"Setelah sampai di lokasi pemulasaran jenazah (Denis) lalu dimandikan dan disalati secara Islam sesuai dengan agama yang dianut. Ditemani pihak keluarga dan para rohaniawan," ujar Hamid menambahkan.
Tak jauh dari lokasi pemulasaran, lanjut Hamid, Denis kemudian dimakamkan di sebuang liang lahat yang telah dipersiapkan sebelumnya. Liang lahat berkedalaman 1,5 meter dan lebar 2 meter tersebut menjadi tempat peristirahatan Denis untuk terakhir kalinya.
"Jasad Denis dimakamkan sekira pukul 03.00 pagi. Karena cuma satu terpidana yang dimakamkan di sana," tutur dia.
Mobil ambulans pembawa jenazah terpidana mati Namaona Denis
Kejadian Mistis Yang Terjadi
Suasana pemakaman Denis pagi itu, lanjut Hamid, memang berlangsung mencekam. Horornya pelaksanaan eksekusi mati lima napi masih membekas di benak sejumlah orang. Belum lagi, penguburan itu dilakukan tepat pada sepertiga malam. Ketegangan semakin nampak, saat sejumlah petugas pemakaman meninggalkan lokasi pemakaman. Itu terlihat dari mobil ambulans pembawa jasad Denis tiba-tiba mogok di tengah jalan, saat hendak dibawa ke dermaga wilayah Lapas Batu. Ambulans yang sejak awal ditempel nama "Maolana Denis" itu bahkan tak bisa berjalan sama sekali.
"Padahal persiapan mesin bagus dan fit, tapi tiba-tiba mogok. Kami berusaha dorong tetapnggak mau hidup. Anehnya kondisi mobil sebelumnya baik," imbuh Hamid menceritakan.
Karena panik, para petugas akhirnya menderek ambulans yang tak diketahui sebab musabab mogok mesinnya. Hingga akhirnya, ambulans warna putih itu dinaikkan ke dalam kapal Pengayoman 2 menuju Dermaga Wijayapura di darat.
"Keanehan ini tak pernah terjadi. Dalam bahasa Cilacap namanya 'Kesambet' hingga mogok, " tegas Hamid.
Namun apapun itu, kata Hamid, kisah mobil ambulans yang membawa jenazah terpidana mati Denis adalah secuil peristiwa ganjil yang terjadi sebelum dan setelah eksekusi lima terpidana mati di Lapas Nusakambangan. Masih banyak lagi peristiwa aneh lain yang terjadi dalam fenomena eksekusi mati itu.
0 komentar :
Posting Komentar