Inilah masa-masa
kejayaan acara hiburan di televisi. Menurut hampir sebagian besar
prediksi, konten televisi yang akan booming adalah konten dari
Hollywood dan Bollywood. namun, kendati industri media dan hiburan
telah mendulang sukses, mereka sesungguhnya harus menghadapi masalah
pembajak konten yang mengakses konten dan mendistribusikannya secara
ilegal melalui download langsung di situs web, situs torrent, dan
layanan streaming. Pembajakan konten IPTV sebenarnya bukan fenomena
baru. Tetapi dengan produksi massal konten premium, seperti konten
beresolusi 4K, berkualitas HD dengan HDR, dan dengan model-model
bisnis baru untuk distribusi secara online (over-the-top streaming,
early window release), “pangsa pasar” film bajakan ini makin
mengancam pendapatan para operator televisi berbayar. Sebuah data
dari SimilarWeb mengungkapkan bahwa seratus situs web IPTV ilegal
teratas dapat meraih 16 juta kunjungan per bulan.
Nah mengapa
pembajakan konten jenis baru ini menjadi sebuah ancaman? Karena
pembajakan konten IPTV ini mudah dilakukan dan hasil bajakannya pun
mudah diakses. Para pembajak ini berhasil membangun bisnis model yang
berani dan cerdas. Mereka secara langsung dan terbuka berkompetisi
dengan penyedia konten resmi. Mereka mengemas rapi streaming tidak
resmi tersebut, dan melalui platform ilegal, mereka menyajikannya
kepada konsumen melalui lebih dari seratus kanal. Bahkan ada pula
yang memiliki lebih dari seribu kanal. Mereka juga mengklaim bisa
memberikan customer support dan menawarkan konten berkualitas,
misalnya kanal HD, dengan harga yang jauh lebih murah daripada konten
resmi. Hebatnya, mereka juga melengkapinya dengan upaya-upaya
pemasaran yang gencar via iklan di media sosial, situs profesional,
dan menyertakan perangkat set-top box bersistem operasi Android,
Linux, dan Roku. Dengan cara ini, konsumen yang tidak paham akan
mengira layanan yang ditawarkan adalah resmi.
Selain itu, ada
faktor-faktor teknologi yang membantu mengakselerasi pertumbuhan
pembajakan IPTV. Ketersediaan high-bandwidth digital content
protection (HDCP) stripper adalah cara mudah yang digunakan para
pembajak. Cara ini dipakai untuk mengambil video streaming langsung
dari HDMI link. Bagi konsumen, bandwidth yang sekarang makin baik
menjadi alasan kian populernya content streaming haram. Dalam setiap
diskusi tentang peran konsumen dalam online piracy, akses sepertinya
menjadi tema utama. Ada baiknya pelaku industri konten memperhatikan
bahwa di banyak pasar, piracy terjadi akibat kurangnya penawaran
layanan resmi. Banyak contoh pasar dengan tingkat pembajakan konten
yang tinggi di mana kehadiran layanan streaming resmi dapat membatasi
volume konten bajakan yang beredar. Yang seringkali diabaikan
penyedia konten adalah fakta bahwa konsumen yang mampu membeli
layanan yang resmi memprioritaskan user experience dan kualitas
konten yang konsisten.
Saat para pembajak
mengeksploitasi kebutuhan akses pemirsa, industri media dan hiburan
menggunakan teknologi canggih untuk membatasi gerakan mereka di
sepanjang rantai pasokan. Misalnya, kebanyakan perangkat yang
digunakan konsumen untuk mengonsumsi konten HD atau Ultra-HD sudah
dibekali dengan teknologi Digital Rights Management (DRM), melalui
mekanisme proteksi hardware di chipset. Perlindungan seperti ini
menjamin bahwa meskipun berada dalam perangkat yang sudah di-root,
konten akan tetap aman. Belakangan ini, studio dan kanal sport di
Hollywood menggalakkan penggunaan forensic watermarking sebagai salah
satu syarat mendistribusikan konten. Dalam teknik forensic
watermarking, sebuah ID yang tak terlihat akan dilekatkan pada konten
sehingga konten tersebut dapat dilacak. ID tersebut juga dapat
mengindentifikasi letak kebocoran konten yang terjadi. Berbekal
informasi tersebut, penyedia konten dapat menghentikan
pendistribusian ke perangkat yang sudah digunakan untuk membajak atau
ke pengguna yang sudah melanggar aturan, dan jika diperlukan
melakukan langkah hukum.
Industri konten
akan melakukan berbagai upaya untuk memberikanp perlindungan
end-to-end terhadap premium content. Munculnya MovieLabs
Specification for Enhanced Content Protection menjadi standar baru
keamanan konten dan direfleksikan dalam bentuk kesepakatan distribusi
konten di seluruh dunia. Produsen perangkat pemutar DVD, laptop, dan
TV akan memperkuat implementasinya dengan meningkatkan kapabilitas
perangkat. Hal ini dipandang sebagai keunggulan kompetitif karena
kepatuhan (compliance) terhadap standar-standar tersebut akan membuat
perangkat dapat menerima, dan digunakan untuk, mengonsumsi premium
content, seperti HD, HD dengan HDR (High Dynamic Range), dan 4K.
Namun teknologi canggih saja tidak cukup. Pemilik dan distributor
konten harus memperkuat pengamanan terhadap konten melalui tindakan
hukum terhadap pembajak IPTV. Dalam beberapa tahun belakangan ini,
industri konten sudah melihat efektivitas dari pendekatan kolaboratif
berupa tindakan hukum.
Pada bulan Maret
lalu, British High Court menyetujui upaya Premier League untuk
menutup / memblokir layanan online streaming yang secara ilegal
menyiarkan pertandingan sepak bola kelas papan atas yang hak siarnya
dimiliki oleh Premier League. Tindakan Premier League ini didukung
oleh mitranya, Sky dan BT, dan kini Premier League sudah mengantongi
mandat legal untuk memutuskan koneksi server yang menaungi atau
menjadi host bagi layanan online streaming ilegal tersebut. Dengan
cara ini, Premier League dapat “menyelamatkan” investasi berupa
hak siaran senilai £5,1 miliar. Tanpa langkah hukum, para pembajak
tidak akan jera melakukan bisnis haram semacam ini.
Di sisi konsumen,
cara terbaik untuk menghentikan atau mengurangi penyebaran video
streaming haram secara nyata adalah dengan meningkatkan kesadaran
(awareness) dan mengedukasi pelanggan dan konsumen secara umum.
Sebuah survei yang dilakukan Irdeto menunjukkan bahwa lebih dari 50
persen responden dari seluruh dunia mengakses konten video bajakan.
Bahkan di Asia Pasifik, presentasenya mencapai 61 persen. Namun
hampir separuh dari seluruh responden tersebut mengatakan mereka akan
berhenti atau mengurangi konsumsi konten bajakan jika mereka lebih
memahami dampaknya terhadap industri media. Telah terbukti saat ini
bahwa ukuran, skala, dan aktivitas pembajakan online sudah terlampau
besar untuk dibiarkan. Strategi yang mencakupkan teknologi canggih,
langkah hukum yang kuat, dan edukasi pelanggan yang lebih baik dapat
menjadi solusi paling efektif untuk melawan aksi pembajakan konten
yang juga terus berkembang.
0 komentar :
Posting Komentar