Jilboobs, apaan tuh? Masa hari gini gak kenal ama istilah yang satu ini. Oke akan saya ulas mengenai fenomena 'Jilboobs' menurut perspektif saya. Jilboobs akhir-akhir ini menjadi topik yang sedang hangat dibicarakan masyarakat, fenomena ini berkembang pesat seiring dengan munculnya akun di jejaring sosial media yang memuat konten-konten (foto) muslimah yang memakai 'jilboobs'. Bahkan, satu akun di media sosial Facebook bernama "Jilboobs Community" mampu menyedot atensi publik hingga mendapatkan 4000 lebih likes di halamannya. Secara harafiah, sitilah 'Jilboobs' ini terdiri dari dua kata yaitu "jilbab" yang notabene adalah busana kaum muslimah yang islami, dan juga kata "Boobs" yang berarti buah dada wanita. Istilah tersebut diberikan untuk menyindir style berpakaian wanita muslimah, namun baju ataupun celananya sangat ketat hingga bentuk lekuk tubuhnya terlihat jelas, utamanya pada bagian dada.
Sebenarnya fenomena ini sudah mulai terlihat di masyarakat sejak tahun 2011 silam, hanya saja saat ini belum ada istilah yang tepat untuk menggambarkan fenomena ini, mungkin ada yang menyebutnya sebagai 'jilbab gaul' ataupun 'jilbab funky'. Terlepas dari apapun itu istilahnya, cara berhijab seperti ini jelas menyalahi ketentuan berbusana muslim yang syar'i sebagaimana firman Allah dan sunah Rasul. Ada 4 ketentuan penggunaan busana muslim, diantaranya adalah aurat tertutupi, tidak memperlihatkan lekuk tubuh, tidak transparan / tembus pandang, dan tidak menyerupai lawan jenis.
Ingin Terlihat Modis
Munculnya fenomena Jilboobs ini menjadi dilema bagi muslimah Indonesia. Jilbab yang notabene adalah ukuran tingkat kesalehan perempuan, menjadi buruk nilainya di masyarakat. Saya pun sempat menanyakan kepada beberapa teman-teman cewek, mengapa mereka mengenakan Jilboobs. Dan alangkah terkejutnya saya ketika mereka mengatakan alasan memakai busana Jilboobs adalah "karena ingin terlihat tampil modis". Lalu, dimana esensi berhijabnya kalau mereka cuma ingin tampil modis saja tanpa menghiraukan kaidah berhijab yang syar'i? Bukankah tujuan berhijab itu agar para perempuan tidak menjadi korban tindakan asusila karena kemolekan bentuk tubuhnya, tapi Jilboobs malah menonjolkan bentuk tubuh.
Lebih parah lagi, tak jarang masyarakat yang menilai bahwa muslimah yang mengenakan jilboobs hanya ingin menarik perhatian lawan jenisnya saja. Alhasil, jilbab tak lagi mempunyai nilai-nilai dan filosofi islami yang bisa dibanggakan. Pada akhirnya, muslimah yang berhijab dan telah sesuai dengan syariat Islam, di mata sebagian masyarakat sama buruknya dengan muslimah yang mengenakan jilboobs.
Menurut analisis saya pribadi, fenomena jilboobs ini muncul karena kurangnya pemahaman sebagian hijabers (pengguna hijab) soal cara berhijab yang syar’i. Dengan kata lain, para muslimah ingin mengenakan hijab, akan tetapi di sisi lain mereka tetap ingin tampil modis. Niat hati yang masih setengah-setengah inilah yang kemudian menciptakan peluang lahirnya berbagai macam dan jenis busana hijab kreatif, namun belum tentu syar’i menurut kaidah Islam.
0 komentar :
Posting Komentar