Senin, 24 September 2018

Antasena, Tank Boat Militer Pertama di Dunia

Kapal Tank atau Tank Boat Antasena
PT. Lundin Industry Invest dan PT. Pindad sedang mengembangkan tank boat (kapal tank) bernama Antasena. Tank boat Antasena adalah kapal yang diatasnya di persenjatai dan bisa digunakan di rawa-rawa dan pantai sehingga bisa menjangkau perairan dangkal. Nama Antasena diambil oleh tokoh mitologi pewayangan yang mampu menyelam di air. 

Walau masih berbentuk prototipe, namun kapal tank ini sudah diminati oleh empat negara. Vice Presiden Bisnis Hankam PT. Pindad Edy Purwanto mengungkapkan empat negara tersebut adalah India, Yunani, Filipina, dan Uni Emirates Arab. Dia juga mengatakan nilai investasi yang digelontorkan untuk kapal tempur tersebut sebesar 10,9 juta euro atau sekitar Rp 184 miliar (kurs Rp 16.800). Dana itu ditanggung oleh Kementerian Pertahanan, PT. Lundin, dan PT. Pindad. Rincian dana yang dikeluarkan untuk penelitian dan pengembangan sebesar 1.470 euro, desain dan rancangan awal 290 ribu euro, struktur kapal dan peralatan 5,5 juta euro. Kemudian untuk sistem senjata 1,7 juta euro, serta sistem navigasi dan sensor 1,1 juta euro.

"Lalu manajemen proyek dan sistem integrasi 511 ribu euro, pelatihan dan uji coba di laut 200 ribu euro, dan sistem komunikasi 150.000 euro jadi total 10.966.000 euro," ungkap dia.
Prototipe atau Purwarupa Tank Boat Antasena
Prototipe Tank Boat Antasena

Untuk spesifikasi, kata Edy, tank boat ini memiliki panjang 18,75 meter dengan lebar 6,10 meter. Tank boat ini bisa menampung pasukan hingga 60 orang ditambah 4 awak, dengan ukuran tangki sebesar 6.000 liter. Selain itu, tank boat ini juga didesain dengan kecepatan rata-rata 40 knot. Tank ini juga dilengkapi senjata RWS 30 mm dengan kanon yang mampu berputar 360 derajat. Pembuatan tank boat ini juga telah dipantau langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu beberapa waktu lalu.

Direktur Komersial PT Pindad, Widjajanto, mengatakan bahwa Antasena rencananya baru akan diproduksi secara komersial pada tahun ini. Saat ini, pihaknya masih terus melakukan penyempurnaan terhadap kemampuan dan peralatan tank boat tersebut.

”Harga estimasi 10 juta-15 juta Euro. Peminat mulai antri, peminat dalam negeri seperti TNI, dan luar negeri dari Timur Tengah,” ujar Widjajanto. 
Widjajanto mengatakan bahwa pihaknya masih merahasiakan negara-negara peminat tank boat tersebut karena pembeliannya melalui skema G to G. Tank boat yang terbuat dari komposit dengan platform kapal catamaran ini memiliki panjang 18 m dan mampu beroperasi di perairan dangkal dan laut dalam. Berbekal mesin diesel buatan MAN, Antasena mampu melaju hingga kecepatan 40 knot dan memiliki daya jelajah 400 nautical mile (NM).

"Selama ini susah kalau mengejar perompak karena mereka dari rawa-rawa dan pantai. Jadi ini untuk infanteri. Kalau lebih besar punya angkatan laut," kata Lizza.

Ia juga mengklaim jika, tank boat ini adalah yang pertama kali di dunia karena Antasena bukan hanya bisa digunakan di pengairan dangkal tapi juga bisa berfungsi untuk mengirim pasukan serta logistik. 

"Kalau yang lain kan kapal kecil. Tank boat ini juga bisa membantu jika ada banjir karena modelnya catamaran dan bawahnya sekitar 1 meter jadi bisa kemana-mana. Kita menggunakan water jet bukan baling-baling sehingga tidak akan terganggu tanaman air. Tank boat ini sesuai dengan kondisi geografis Indonesia," pungkasnya. 
Proses pembuatan tank boat Antasena
Proses pembuatan kepal tank Antasena

Pindad menggandeng CMI Defence yang memasang turret 105 mm untuk sistem persenjataannya. Selain itu, Antasena juga dibekali dengan sistem persenjataan lain seperti remote control weapon system (RCWS) dengan kaliber 7.62 mm dengan sistem nadir dan navigasi canggih. Tank boat Antasena nantinya akan dioperasikan di sungai-sungai besar seperti Kalimantan dan Papua.

"Kita buat satu dulu, Kalau bagus pasti banyak yang pesan. Diusahakan tahun depan sudah bisa dioperasikan," jelasnya.

Menhan juga mengatakan saat ini sudah ada sekitar 30 kapal perang yang sudah diproduksi di dalam negeri, namun yang digunakan oleh pertahanan hanya sekitar 10 kapal perang.

"Jika dalam keadaan darurat dalam setahun kita bisa produksi 30 kapal perang karena kita sudah canggih," jelasnya.

0 komentar :

Posting Komentar