Hari ini
Chingku, kucing jantan kesayanganku berpulang kehadirat Sang Pencipta, di usia 7 tahun kurang 2 minggu (tanggal 24 november 2020). Untuk seekor kucing kampung/domestik sebenernya umur segitu tergolong sangat maksimal, rata-rata usia kucing kampung biasanya berkisar antara 3,5-5 tahun saja. Sudah 3 bulan terakhir saya merasa badan si kucing Chingku ini tidak segempal dulu (massa otot agak berkurang), dulu biasanya kalau saya angkat akan terasa berat, tapi beberapa bulan terakhir agak ringan bobotnya. 3 minggu yang lalu Chingku sempat luka di kaki kiri depan akibat bertarung dengan kucing jantan lain di sekitar rumah saya, ada 5 lobang bekas gigitan gigi taring. Butuh waktu lebih dari seminggu untuk memulihkan luka ini, setiap hari di pagi dan sore saya teteskan antiseptik Betadine pada lukanya. Dan akhirnya dalam waktu kkurang dari 2 minggu seluruh luka sudah kering dan sembuh, kucing pun sudah bisa berjalan normal lagi (tadinya sempat pincang kaki depannya selama 1 minggu).
2 hari yang lalu kucingku ini agak kurang doyan makan, padahal saya kasih kepala ikan gesek bandeng goreng tepung. Biasanya Chingku lahap menyantap segala jenis ikan, namun ketika itu ia cuma makan beberapa kepala ikan saja. Dan sore harinya saya berikan bagian ekor dan sirip ikan gesek tersebut plus udang goreng tepung namun Chingku tidak mau memakannya. Saya kira kucingku cuma sedang tidak enak badan saja, dan keesokan harinya, setelah subuh Chingku pulang ke rumah dan sayapun memberikannya makanan kesukaan antara lain sisa ikan gesek tadi, udang goreng tepung dan juga tempe goreng, dan kali ini ia sama sekali tidak mau memakannya. Akhirnya seharian itupun Chingku tidak makan apapun, hanya minum di ember belakang rumah sebanyak dua kali, pagi dan sore hari. Saya angkat badan dia, terasa agak lemas namun masih bisa berjalan di sekitaran rumah dan taman depan teras. Hari itu Chingku lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur di dalam rumah dari subuh hingga sore hari. Sebenarnya saya merasa khawatir akan keadaan ini.
Dan tadi pagi ia pulang lewat pintu belakang rumah ketika ibu masak di dapur, dan saya pun langsung memberinya makanan. Chingku kali ini tidak menghiraukan makanan yang saya beri di depannya, ia terus berjalan pelan menuju ruang tengah, mungkin dia mau tidur. Saya lihat badannya lebih kurus, dan langkahnya pun agak gontai tidak seperti biasanya. Saya merasa hidup Chingku sudah tidak lama lagi, hal ini terlihat saat akan memasuki tengah hari, Chingku tidur di bawah tanaman bunga di taman depan teras rumah. Dan pada pukul 14.00 ibu saya melihat Chingku sudah tidak bergerak, dan benar saja ternyata kucing kesayanganku itu telah meninggal. Badannya belum kaku, pertanda ia meninggal belum lama. Hati saya begitu sedih melihat dia terbujur tak bernyawa, setelah waktu hampir 7 tahun yang telah dilalui, berbagai suka dan duka menjadi kenangan bersama si Chingku, Sang kucing jantan merah-putih. Terima kasih selama ini sudah menghibur keluargaku dengan berbagai tingkah lucu dan menggemaskan dirimu.
Tidurlah dalam damai, kudoakan dikau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Selamat jalan kucing jantan kesayanganku yang lucu, do'aku menyertaimu. Farewell Chingku!!
0 komentar :
Posting Komentar