Konflik Palestina-Israel tak pernah berhenti dari masa ke masa, sudah berlangsung hampir se-abad. Konflik yang tidak pernah selesai karena masing-masing mengklaim bahwa merekalah yang berhak menempati tanah di pesisir laut mediterania tersebut. Banyak propaganda yang dikeluarkan oleh kedua pihak yang bertikai, kita harus menyikapi dengan hati-hati dan cermat. Di sini banyak orang yang masih kurang mengerti duduk perkara konflik Israel-Palestina, ada baiknya kita cari informasi dan literatur sejarah yang valid dan obyektif dari orang/lembaga-lembaga dengan reputasi terpercaya.
Awal Mula Konflik Israel-Paletina
Sebetulnya klo dilihat dari konteksnya, pendirian israel bukan didasari invasi dengan merebut tanah palestina, tapi semua itu dimulai dengan deklarasi balfour sampai dgn british mandate of palestine, dimana disitu inggris memiliki peran besar. Di lain pihak, sampai didirikannya negara Israel pada tahun 1948, tidak ada yang namanya bangsa palestina ataupun negara palestina, yang ada adalah bangsa/masyarakat Arab yang mendiami wilayah palestina. Karena sebelumnya wilayah palestina merupakan daerah kekuasaan Turki Utsmani (Ottoman) yg kemudian diambil alih secara damai oleh inggris setelah perang dunia I. Melalui Treaty of Sevres thn 1920, selengkapnya disini.
Perjanjian damai tersebut merupakan pembatasan kekuatan militer dan pengambil-alihan beberapa wilayah Turki Usmani sebagai konsekuensi dimana Turki Usmani sebagai pihak yang kalah dalam Perang Dunia I. Hasil dari perjanjian tersebut mengenai wilayah Turki usmani adalah :
1. Berdirinya Kingdom of Hejaz, wilayah yang mencakup Makkah & Madinah yang merdeka dari Turki Usmani.
2. Berdirinya negara Armenia
3. Perancis mendapatkan Syria, dan Southern Anatolia
4.Yunani mendapatkan Smyrna
5. Italia mendapatkan Dodecanese Islands
6. Kurdistan akan segera diadakan referendum
7. British mandate of Iraq (inggris menguasai & memerintah iraq)
8. British mandate of Palestine (inggris menguasai & memerintah palestina), dll.
Jadi, selama kurun waktu 1917-1948, wilayah palestina merupakan daerah kekuasaan dan otorisasi pemerintahan Inggris
Disinilah akar permasalahannya:
"The Mandate permitted the Jewish Agency to oversee Jewish immigration into Palestine and land purchases from the local Arabs. The Jewish Agency soon operated as an arm of the Zionist leadership"
Mandat tersebut mengizinkan imigran yahudi untuk membeli tanah dari penduduk lokal (arab), dimana hal tersebut makin memperkuat pengaruh orang-orang yahudi di palestina. Disinilah permulaan konflik yang berkepanjangan sampai saat ini.
Mengapa palestina tidak diakui oleh PBB sebagai suatu negara?
Karena Palestina tidak bisa memenuhi persyaratan sebagaimana termuat dalam konvensi Montevideo tahun 1933, yakni:
Karena Palestina tidak bisa memenuhi persyaratan sebagaimana termuat dalam konvensi Montevideo tahun 1933, yakni:
1. Populasi permanen = tidak jelas
2. Wilayah yang tetap = tidak jelas
3. Pemerintahan yang tetap = tidak ada, karena masih terjadi saling klaim antara Hamas & Fatah
4. Kemampuan bisa melakukan hubungan internasional dengan negara lain = Tidak Bisa
5. Pengakuan dari Big Five, Lima Anggota tetap dewan keamanan PBB
Sejauh palestnia gak dianggap memiliki hak dan kewajiban yang utuh dari segi hukum International, maka Palestina gak akan dianggap sebagai suatu entitas negara.
Peta wilayah Palestina-Israel dari masa ke masa
Perlu diketahui yang menguasai Palestina sekarang adalah Hamas di Jalur Gaza, dan Fatah di Tepi Barat. Masing-masing dari mereka memiliki kelompok perlawanan radikal yang dinamakan Warlord. Warlord-warlord ini secara tidak langsung memiliki kekuasaan atas wilayah dan rakyat palestina. Mereka juga sering melakukan Propaganda melalui media-media di sana yang memuat kekejaman tentara israel dan penderitaan rakyat palestina. Namun tahukan anda mereka juga sama kejamnya, berikut beberapa faktanya:
- Merekrut anak-anak untuk ikut berperang
- Merekrut wanita dan anak-anak untuk menjadi pasukan pembom bunuh diri
- Menggunakan manusia sebagai tameng hidup untuk mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat muslim dunia.
Dengan demikian Palestina/Hamas sendiri telah "melanggar esensi/kode etik jihad" yang diserukan oleh Rasulullah SAW :
Operasi Intelejen Indonesia dalam Konflik Israel-Palestina
Beberapa tahun silam saya menonton acara di Metro TV dimana mantan pentlan intelijen indonesia, Pitut Suharto diwawancarai mengenai operasi intelijen Indonesia untuk konflik Palestina-Israel. Hal ini pernah diungkap oleh mantan ketua Operasi Khusus (Opsus) yang bernama Pitut Suharto dan seorang analis perang gerilya yang bernama SN Suwisma di Metro Files.
Beberapa tahun silam saya menonton acara di Metro TV dimana mantan pentlan intelijen indonesia, Pitut Suharto diwawancarai mengenai operasi intelijen Indonesia untuk konflik Palestina-Israel. Hal ini pernah diungkap oleh mantan ketua Operasi Khusus (Opsus) yang bernama Pitut Suharto dan seorang analis perang gerilya yang bernama SN Suwisma di Metro Files.
Tahun 1972 Pitut Suharto pernah ditugaskan oleh kepala BIN saat itu Sutopo Yuwono untuk membantu melatih militan Palestina tentang pengetahuan perang gerilya dan total war (di Indonesia disebut Perang Rakyat Semesta). Akan tetapi setelah mereka sampai di sana, justru keadaan yang mereka lihat berkata lain.
Terowongan-terowongan militan di jalur Gaza tidak dipergunakan semestinya
Hamas selalu berdalih bahwa terowongan tsb untuk menyelundupkan susu dan bahan makanan lain ke Palestina. Pitut Suharato berkata bahwa terowongan tersebut bukannya digunakan untuk kepentingan rakyat Palestina tapi justru digunakan untuk kepentingan pihak-pihak yang berkuasa saat itu. Jika saat itu yang berkuasa PLO, maka PLO yang menggunakan terowongan-terowongan tersebut untuk kepentingan mereka. Jika sekarang hamas yang berkuasa maka hamas yang menggunakan terowongan-terowongan tersebut untuk kepentingan mereka.
Penilaian mantan orang-orang yang pernah terlibat Opsus tentang akar masalah Palestina adalah kegagalan sistem ekonomi mereka dari awal akibat watak dan sifat malas orang Arab. Berbeda dengan Yahudi disitu yang langsung membangun ekonomi mereka. Karena tidak adanya sumber ekonomi inilah akhirnya mereka hidup hanya mengandalkan bantuan Internasional. Oleh karena itu harus ada "masalah" yang diperjuangkan (akibatnya mereka menciptakan pertikaian dengan Israel)
Mereka menginginkan bantuan Internasional sesuai schedule waktu yang mereka butuhkan
Klo bantuan Internasional sudah terpenuhi maka mereka akan meminta gencatan senjata dengan Israel dengan batas waktu tertentu (tergantung hasil perhitungan mereka). Dan jika habis maka mereka akan menciptakan masalah kembali dengan Israel (dengan melontarkan serangan) supaya Israel membalas dan terjadi insiden dan terus berputar seperti ini. Bantuan internasional ini pun digunakan penguasa sebagai alat kontrol masyarakat.
Klo bantuan Internasional sudah terpenuhi maka mereka akan meminta gencatan senjata dengan Israel dengan batas waktu tertentu (tergantung hasil perhitungan mereka). Dan jika habis maka mereka akan menciptakan masalah kembali dengan Israel (dengan melontarkan serangan) supaya Israel membalas dan terjadi insiden dan terus berputar seperti ini. Bantuan internasional ini pun digunakan penguasa sebagai alat kontrol masyarakat.
Sikap Kita Sebagai Orang Indonesia
Apakah kita masih mau ikut-ikutan dalam konflik ini? Saya rasa kita tidak perlu jauh mencampuri urusan konflik Palestina-Israel, lebih baik kita fokus meningkatkan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur di dalam negeri. Masih banyak daerah yang perlu perhatian dari kita, misalnya Papua, NTT, Aceh, wilayah-wilayah perbatasan dan daerah kepulauan yang terpencil.
Jika pun kelak Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, saya rasa hal tersebut adalah hal yang lumrah. Selama hubungan Indonesia-Israel bisa memberi benefit bagi kedua belah pihak, terutama di pihak Indonesia, maka hal tersebut kiranya bisa diterima oleh kita semua.
0 komentar :
Posting Komentar